× -bahasa-
sound.png[klik to on/off Audio] buat portalmu dan expos karya raya mu ke seluruh dunia! #karyaraya [Klik to Login or Register]
×

view_list1.png Portall   view_list1.png Artikel   view_masonry.png Galeri   view_grid.png Cerita   view_list2.png Video  
×
  • url:
×
×
×
9 0 0 0 0 0
9
   ic_mode_light.png

Bisakah Tuhan Dibuktikan dengan Sains?

Keberadaan Tuhan dan pembuktian keberadaan-Nya dengan ilmu sains selalu menjadi hal yang cukup menarik dan sering untuk dibahas. Salah satunya adalah pembahasan yang dilontarkan oleh Ethan Siegel ilmuwan astrofisika dan science communicator dalam tulisan di Forbes pada 20 Januari 2017.

Jawaban dari judul berita ini adalah BISA. Menurut Siegel, ada banyak hal yang bisa jadi adalah bukti keberadaan Tuhan. Salah satunya adalah rentetan 'kebetulan' yang terjadi pada kehidupan di Bumi:



  1.     Kita berada pada jarak yang tepat dari Matahari sehingga suhunya kondusif untuk kehidupan.

  2.     Bumi memiliki tekanan atmosfer yang tepat untuk air mencair di permukaan

  3.     Kita memiliki bahan yang tepat dan keseimbangan yang akurat antara elemen berat dan molekul organik agar kehidupan bisa tercipta

  4.     Kita memiliki jumlah air yang tepat sehingga dunia kita memiliki lautan dan benua

  5.     Dan proses terbentuknya Bumi dimulai jauh lebih awal sebelum manusia hadir.


Jika kita melihat planet lain yang kita ketahui, perbedaannya sangat mencolok. Apakah semua hal di atas adalah kebetulan semata?

Mari kita bahas lebih dalam di bawah:


1. Secara ilmiah, kondisi apa yang kita butuhkan agar kehidupan bisa tercipta?


Soal jarak Bumi dan Matahari sangatlah pas. Bagaimana jika kita terlalu dekat dengan pusat galaksi? Bukankah tingkat supernova yang tinggi akan 'membakar' Bumi dan meniadakan kehidupan? Bagaimana jika kita tidak memiliki planet seperti Jupiter untuk membersihkan sabuk asteroid; bukankah banyaknya asteroid yang terbang ke arah Bumi dan akan menghapus kehidupan apa pun?

"Dan bagaimana dengan fakta bahwa kita ada di sini sekarang, ketika Alam Semesta masih relatif muda? Banyak bintang akan hidup selama triliunan tahun, tetapi kita 'hanya' punya sekitar satu atau dua miliar lagi sebelum Matahari kita cukup panas untuk mendidihkan lautan kita," kata Siegel.

Kini kita bicara soal asteroid. Bumi punya sahabat bernama Planet Jupiter yang entah sudah berapa kali menjadi tameng bagi asteroid berbahaya.

Tanpa planet mirip Jupiter, apakah asteroid akan membahayakan kehidupan Planet Bumi? Jawaban bisa jadi tidak, namun bisa jadi iya. Jadi bisa dibilang, kehadiran Planet Jupiter di posisi yang pas kemungkinan adalah penyelamat kehidupan di Bumi -- Tuhan sudah pasti berpikir sangat jauh dibandingkan nalar manusia.

Lalu terakhir, manusia hadir di waktu yang tepat pada saat kondisi Bumi layak huni. Sudah banyak ditemukan planet yang berpotensi layak huni di mana kehidupan mungkin berusia 7 hingga 9 miliar tahun. Bisa jadi, manusia di Bumi bukanlah peradaban pertama di alam semesta yang luas ini, atau justru memang hanya ada kita selama ini. Kondisi yang kita butuhkan agar kehidupan muncul, sejauh yang dapat kita ukur, tampaknya ada di seluruh galaksi, dan bahkan mungkin di seluruh alam semesta.


2. Seberapa langka atau umum kondisi ini di tempat lain di Semesta?


Sejauh yang para ilmuwan tahu, kemungkinan ada sekitar 1 hingga 10 triliun planet di galaksi kita yang mengorbit bintang, dan di sekitar 40 hingga 80 miliar di antaranya adalah kandidat untuk memiliki potensi:



  •  Menjadi planet berbatu

  • Terletak secara konsisten sehingga memiliki suhu seperti Bumi,

  • Mendukung dan menopang air cair di permukaannya.


Jadi bisa jadi ada kehidupan di luar sana, di sekitar galaksi lain dan yang berada di tempat yang tepat layaknya Bumi.

"Percaya atau tidak, cukup banyak bintang yang hidup dan mati sehingga semua elemen tabel periodik ada dalam kelimpahan yang cukup tinggi di seluruh galaksi. Tetapi apakah mereka 'dirakit' dengan benar?" tanya Siegel.

Diperkirakan sebanyak 10-25% ada kemungkinan tersebut, yang berarti bisa jadi 20 miliar planet di galaksi kita dapat memiliki kehidupan di dalamnya (baik dulu maupun sekarang).

"Tapi bisa juga jauh lebih sedikit dari itu. Apakah mungkin ada kehidupan di Bumi? Dengan kata lain, jika kita melakukan eksperimen kimia pembentukan Tata Surya kita berulang-ulang, apakah dibutuhkan ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan kesempatan untuk menciptakan kehidupan?"

Secara konservatif, masih ada kemungkinan setidaknya 40 ribu planet di luar sana di galaksi kita saja dengan kehidupan di dalamnya.

Bisa jadi, manusia dan peradabannya adalah sebuah kebetulan yang membahagiakan. Tapi Siegel berpendapat bahwa dibutuhkan satu miliar kondisi mirip Bumi (atau lebih) untuk menciptakan satu kehidupan layaknya manusia di Bumi.


3. Jika kita tidak menemukan kehidupan di tempat dan kondisi yang kita harapkan, dapatkah itu membuktikan keberadaan Tuhan?


"Tentu saja. Ada orang yang akan membantahnya. Saya sendiri sangat terbuka tidak menjadi orang beriman, tetapi saya memiliki rasa hormat yang luar biasa bagi mereka yang beriman. Hal yang luar biasa tentang sains adalah bahwa semua orang yang mau melihat ke semesta itu sendiri untuk mengetahui lebih banyak informasi tentangnya," pendapatnya.

Siegel berpendapat sains tidak perlu dipertentangkan dengan keimanan kepada Tuhan. Hal itu karena manusia memiliki keterbatasan dalam memahami apa yang terjadi di jagat raya ini.

"Mengapa kepercayaan Anda kepada Tuhan mengharuskan sains memberikan jawaban spesifik untuk pertanyaan ini, yang belum kita ketahui jawabannya?" tandasnya. source Detikinet

❮ PREVIOUS
NEXT ❯
ArtikelinfoduniaWowPendidikanTeknologiFakta UnikInspirasiForumDiskusi
+