× -bahasa-
sound.png[klik to on/off Audio] buat portalmu dan expos karya raya mu ke seluruh dunia! #karyaraya [Klik to Login or Register]
×

view_list1.png Portall   view_list1.png Artikel   view_masonry.png Galeri   view_grid.png Cerita   view_list2.png Video  
×
  • url:
×
×
×
7 0 0 0 0 0
7
   ic_mode_light.png

Penjual Kaget Harga LPG Nonsubsidi Naik lagi : Siapa Yang Mau Beli ?

PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas LPG nonsubsidi Bright Gas 5,5 kg menjadi Rp 100.000 dan Bright Gas/Elpiji 12 kg menjadi Rp 213.000. Kabar ini mengejutkan bagi para penjual eceran karena berpengaruh terhadap penjualan.

Pedagang bernama Usman (59) sudah mengetahui kabar kenaikan LPG nonsubsidi dari surat edaran yang didapat agen PT Dasa Pujika Raya. Dia mengeluhkan adanya kenaikan ini karena harga lama saja jarang orang mau beli.

"Mendadak naik lagi buset. Gawat banget ini, nggak lakuuu. Harga lama saja jarang-jarang ini terjualnya," kata Usman di warungnya daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (11/7/2022).

Sebelum adanya pengumuman harga LPG nonsubsidi naik per 10 Juli 2022, Usman menjual Bright Gas 5,5 kg seharga Rp 95.000 dan Bright Gas/Elpiji 12 kg Rp 190.000. Dengan adanya surat edaran itu, dia mengaku akan langsung menerapkan harga baru.

Derianto, pengirim dari agen PT Dasa Pujika Raya mengaku banyak mendapat protes dari pelanggan karena kenaikan harga LPG nonsubsidi yang mendadak.

"Naiknya terlalu tinggi soalnya Rp 2.000/kg, konsumen juga pada teriak-teriak semua tadi. Kita merasakan sendiri gitu lho," tuturnya.

Meski begitu, dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena sudah menjadi keputusan dan menyadari situasi minyak dunia sedang naik. Untuk itu, pihaknya memberikan surat edaran kepada masing-masing pengecer agar informasi itu dapat diterima dengan baik.

"Kalau nggak ada surat edaran pedagang mana percaya ya kan sudah beberapa kali naik terus. Memang saya rasakan ini naiknya terlalu cepat," imbuhnya.

Masih di lokasi yang sama, pedagang bernama Janur (46) juga mengeluh dengan kenaikan harga LPG nonsubsidi yang terjadi berkali-kali. Dampaknya penjualan jadi turun karena konsumen lebih memilih LPG 3 kg yang harganya jauh lebih murah karena masih disubsidi.

"Jarang (ada yang beli LPG 12 kg), biasanya langganan setiap hari ambil satu, sekarang sudah naik harganya Rp 200.000 lebih siapa yang mau beli?," tuturnya. Detikcom

❮ PREVIOUS
NEXT ❯
ArtikelinfoduniaBeritaPolitikSahamBisnisEkonomiPeristiwaWowViralInvestasi
+