× -bahasa-
sound.png[klik to on/off Audio] buat portalmu dan expos karya raya mu ke seluruh dunia! #karyaraya [Klik to Login or Register]
×

view_list1.png Portall   view_list1.png Artikel   view_masonry.png Galeri   view_grid.png Cerita   view_list2.png Video  
×
  • url:
×
×
×
5 0 0 0 0 0
5
   ic_mode_light.png

BERGURU PADA INDUK KUCING


Yuli menangis sedih, terlihat matanya membengkak karna ia telah lama menangis.
Bagaimana hatinya tak hancur, belum lagi seminggu ia melahirkan anak pertamanya, ia mendengar kalau suaminya menikah lagi dengan janda kampung sebelah, dan semenjak itu ia tak lagi bisa menghubungi ayah dari anak yang baru ia lahirkan itu.
"Sudah Yul, yang sabar nak, jangan kamu buat sedih terus seperti itu, kasihan anak kamu." Tukinah membelai rambut anaknya yang terlihat sedang menangis.
"Bu, apa salahku? kenapa aku diperlakukan seperti ini oleh Mas Karyo? sebagi istri aku selalu nerima, selalu nurut, selalu tunduk sama suami, tapi kenapa seperti ini balasannya." Yuli kembali menangis dalam peluk ibunya.
Hari berganti, Yuli berusaha tegar walau masih sering menangis sendiri, bila mengingat kepahitan hidupnya, bahkan kini Karyo tak lagi mau dihubungi, nomer handphonenya diblokir, kadang jika Alisa sakit ia bingung karna tak bisa menghubungi bapaknya, sedang ia tak memiliki uang untuk berobat, akhirnya ibu dan ayahnya yang harus ia rongrong atau kadang ia harus mengemis untuk berhutang pada tetangganya untuk sekedar membawa anaknya ke klinik.
Mental Yuli mulai terganggu, kadang ia berbicara sendiri, tertawa dan menangis sendiri.
Namun ia masih bisa menjalankan aktifitas sehari-hari, walau kadang seperti orang yang kurang waras.
"Waduh kurang ajar itu kucing! ikan asin cucut yang sekilonya empat puluh ribu dari bang Ahmad Mustopa dicolong!" Yuli berlari mengejar kucing yang telah mencuri ikan asinnya.
Ia menemukan kucing pencuri itu membawa ikan asin ke belakang rumah dan di sana ternyata kucing itu bersama empat anaknya yang masih sangat kecil.
"Maaf aku terpaksa mencuri, aku lapar dan anakku butuh susu dariku." Kucing betina itu lepaskan ikan asin dari mulutnya.
"Ga ini ga nyata, aku pasti berkhayal mendengar Kucing berbicara." Yuli bergumam.
"Iya, karna sebagai wanita dan ibu kau lemah, kau menangis sepanjang waktu, kau melemahkan arti seorang ibu dengan selalu menyesali hidup mu, mengasihani dirimu sendiri."
"Kau tak tau apa yang aku derita!" Bentak Yuli.
"Dengarkan aku, wanita lemah! dengarkan aku! berapa anak yang telah kau lahirkan? tau berapa anak yang telah aku lahirkan? empat anak aku lahirkan hampir bersamaan, tanpa bantuan bidan, tanpa ada seorang suami yang mendampingi, hanya aku dan perlindungan Allah."
"Karna kau seekor Kucing!"
"Ya, dan seharusnya kau lebih kuat karna kau adalah Manusia! kau punya akal, kau ada keluarga yang menolongmu, menguatkanmu, tapi aku? semua kujalani sendiri hanya bermodalkan insting bukan akal seperti dirimu!"
Yuli menatap induk kucing itu lekat-lekat, nafasnya mendengus mencoba membantah setiap kata yang ia dengar.
"Kau Manusia, bisa memakan apapun, nasi, buah, atau sayur, sedang aku? kau bisa minta tolong pada orangtua atau tetangga, sedang aku? tau bagaimana beratnya hidup seperti aku? tapi apa aku bersedih? apa aku meratapi nasibku? apa aku kapok? tidak! setelah anakku remaja nanti, aku akan bunting lagi dan kembali menjalani takdirku sebagai seorang ibu."
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Ikhlas, jalani hari-hari sebagai anugrah dengan mengurusi anak, bukan sebagai beban, hatimu lah yang membuat hidup terasa berat atau ringan, bersihkan hatimu dari pikiran negatif, isi dengan sesuatu yang positif, ini memang sulit namun yakinlah itu akan berhasil memperbaiki kehidupanmu, tundukan nafsumu dengan akalmu, jangan akalmu yang dikendalikan nafsumu."
Yuli kembali pulang, ia terus merenungkan perkataan induk kucing tadi dan berjanji akan mempraktekkannya.
Hari berganti hari kehidupan Yuli mulai berubah, ia menjadi wanita yang ceria, ramah dan humoris karna tak lagi mau memikirkan lelaki yang telah meninggalkannya.
Ketika anaknya menginjak usia dua tahun, Yuli dipersunting lelaki mapan yang sholeh dan merekapun hidup dalam kebahagiaan.
Yuli merubah hidupnya dengan berguru pada induk kucing.
Tamat.

❮ PREVIOUS
NEXT ❯
Artikelinfodunia CeritaCerpenInspirasiMotivasiFlora dan Fauna
+